Selasa, 27 Februari 2024

Perbedaan Evidence-Based Decision Making dan Data-Driven Decision Making

 


YASERANTARIKSA - Evidence-based decision making (EBDM) dan data-driven decision making (DDDM) sering kali digunakan secara bergantian dan saling melengkapi, tetapi ada perbedaan penting antara keduanya:

1. Sumber Informasi Utama:

   - EBDM: Keputusan didasarkan pada kombinasi bukti empiris, termasuk bukti ilmiah, penelitian, pengalaman praktisi, dan preferensi stakeholder.

   - DDDM: Keputusan didasarkan terutama pada analisis data dan fakta yang diperoleh dari pengumpulan, pemrosesan, dan analisis data.

2. Fokus pada Pengambilan Keputusan:

   - EBDM: Fokus pada penggunaan bukti empiris untuk mendukung keputusan, mempertimbangkan faktor-faktor seperti risiko, kebutuhan klien, dan bukti empiris yang tersedia.

   - DDDM: Fokus pada pemanfaatan data dan analisis statistik untuk memandu pengambilan keputusan tanpa memperhitungkan aspek lain seperti konteks kualitatif atau preferensi stakeholder.

3. Kepatuhan pada Metode:

   - EBDM: Lebih cenderung memperhitungkan metode penelitian dan desain yang sesuai untuk mengumpulkan bukti empiris, termasuk penggunaan metode kualitatif dan kuantitatif.

   - DDDM: Lebih cenderung bergantung pada analisis data secara langsung tanpa memperhitungkan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data.

4. Tujuan Akhir:

   - EBDM: Tujuan utamanya adalah untuk membuat keputusan yang paling sesuai dengan bukti empiris yang ada dan konteks yang relevan.

   - DDDM: Tujuan utamanya adalah untuk menggunakan data untuk memperoleh wawasan yang dapat digunakan untuk membuat keputusan yang efektif dan efisien.

Meskipun ada perbedaan, kedua pendekatan ini dapat saling melengkapi. Dalam banyak kasus, pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan kombinasi dari keduanya, yaitu menggunakan bukti empiris sebagai landasan utama sambil memanfaatkan data untuk memberikan wawasan tambahan yang relevan.***

Tidak ada komentar:

Artikel Populer