Kamis, 24 Februari 2011

Keinginan versus Kebutuhan



Kenaikan TDLseakan terlupakan dengan memasuki bulan Ramadhan. Kenaikan tarif dasarlistrik (TDL) Juli 2010 lalu, yang berdampak pada kenaikan hargakebutuhan pokok,tidak lagi menjadi topik yang menarik. Pasalnya taklama kemudian disambutRamadhan, dan umumnya harga-harga kebutuhan pokokjuga meningkat hinggamenjelang lebaran nanti.


Menurutteori ekonomi ada yang disebutmultiplier effect atau efek domino/ efekgelombang. Kenaikan TDL akan membuatongkos produksi naik. Kemudian,distributor yang membeli barang pada akhirnyajuga menaikkan harga jualproduk. Walaupun tarif pengguna dibawah 900VA tidakdinaikan, namun padaakhirnya akan terkena dampak juga. Pelaku industri makanandan minumanyang sudah rutin dibutuhkan ibu rumah tangga menaikan harga,sementarapendapatan rumah tangga tidak mengalami kenaikan.


Pemicukenaikanberbeda disaat menyambut Ramadhan, harga-harga komoditi rumahtangganaik alasannya supply (pasokan) dan demand (permintaan) yangtidak seimbang.Permintaan cenderung meningkat dan akhirnya membuatharga naik, karena supplydianggap terbatas. Padahal peristiwapermintaan di bulan Ramadhan ini rutinterjadi, artinya pengusahatentunya sudah menyiapkan pasokan untuk antisipasipermintaan yangmeningkat, sehingga harga seharusnya tidak berubah. Walaupunadabeberapa komoditi yang tidak bisa dinaikan jumlah pasokannya.

Bilamemetik hikmah dari beragam peristiwa yang sudah dilalui terkait dengankeuangan keluarga, setidaknya masyarakat saat ini, yangberhasil melaluigoncangan-goncangan ekonomitersebut, memiliki keungulan tersendiri.Setidaknya upaya-upaya kreatif (cerdas finansial) akan muncul agar bisalebih tahan krisis dan yang palingutama adalah kemandirian.


Imunitas Keuangan

Kemandiriansangat diperlukan sebagai modal dasarkeberhasilan perencanaan keuangan.Pernahkah Anda melihat seseorang yangpekerjaannya kelihatan biasa-biasasaja, tetapi memiliki apa saja yang diainginkan? Sementara impian Andapunya rumah mungil masih dalam khayalan. Begitujuga sebuah mobil yangsudah lama Anda dambakan masih jauh dari jangkauan.Bahkan boleh jadipendapatan Anda sama, namun hasil (cara membelanjakannya)yang berbeda,sehingga secara fisik akan terlihat perbedaan aset yang dimilikiyangsatu dengan yang lainnya. Itulah yang disebut kemandirian financial.Yangsatu dapat fokus pada tujuan keuangannya (mandiri), sementara yangsatunya lagitidak terencana dengan baik.


Perencanaankeuangan sangat diperlukan oleh seseorang atausebuah keluarga untukmemperbaiki atau mempertahankan gaya hidup, memperkecilterjadinyamasalah keuangan, dapat berinvestasi secara optimal,sertamengakumulasikan kekayaan dalam suatu jangka waktu tertentu. Dalampengelolaankeuangannya, ada dua sikap yang biasanya diambil seseorang,yaitu bersikapaktif atau pasif.


Ciri orang-orang yangbersikap pasif adalah seseorang yangbaru bereaksi ketika kondisikeuangan di lingkungan sekitarnya mengalamiperubahan yang signifikandan berpengaruh pada keuangannya sendiri. Sementara,seseorang barudianggap aktif apabila sebelum terjadi perubahan dia sudahmelakukanperencanaan dengan segala pertimbangan agar tujuan-tujuankeuangannyadapat tercapai, seperti dana pendidikan, danapensiun,asuransi, haji-umroh, dll (bersifat jangka panjang). Positifnya, diatidak akan terlaluterpengaruh jika terjadi perubahan yang memengaruhikondisi keuangannya,salahsatunya kenaikan TDL atau memasukibulanRamadhan.


Bagi yang aktif, gaya hidup akanmengikuti kondisi yangberkembang (menyesuaikan dengan anggaran/ biayahidup) dengan tetap fokus padatujuan keuangan. Dan yeng terpentingtetap mengoptimalkan modal kerja 40% daripendapatan agar tetapproduktif. Saat itulah dilema terjadi. Untuk itu,diperlukan kecerdasanfinansial untuk dapat menyeimbangkan antara kebutuhan dankeinginan.

Keinginan versus Kebutuhan


Mulailahmenyisihkan sedikit waktu Anda untuk bertanya padadiri sendiri,berdiskusi dengan pasangan dan anggota keluarga lainnya (anakmisalnya).Anda mungkin akan menemukan bahwa ada cukup banyak barang yangdianggapperlu (kebutuhan). Sekali Anda dapat membedakan keduanya denganobyektifdan dapat membatasi diri agar tidak membeli barang-barang yanghanyasekedar keinginan, maka Anda sudah dalam jalan sukses mempraktekan'hidupsesuai kemampuan'.


Standar kebutuhan dankeinginan bagi setiap orang bisa jadiberbeda. Tentunya sangattergantung dari kondisi lingkungan, aktivitas harian,tuntutanpekerjaan/profesi, penghasilan dan lain sebagainya. Untuksederhananya,kebutuhan dan keinginan itu suatu yang sangat berbeda, walaupunobjekyang dijadikan pemuas adalah sama. Contoh sederhana Andamembutuhkanmakan, namun dengan cara apa kepuasan itu dipenuhi?


Dalammengelola uang saku untuk kebutuhan kerja misalnya (ingat!modal kerjadianggarkan 40% dari pendapatan, termasuk modal kerja aktif/investasi10%), kebutuhan kita sebenarnya dapat terpenuhi jika kita makan siangsecukupnya, misalnya saja dengan memesan nasi rames yangharganyaberkisar Rp. 10.000,- (ada biaya layanan memasak saja). Namun, adayanglebih suka makan dikafe-kafe atau food court dengan biaya yanglebihmahal, anggap saja Rp. 50.000,- (ada biaya pajak & pelayanan).Selisih Rp.40.000,- ini merupakan harga yang harus dibayar untukmemuaskan keinginan ataumungkin bagi sebagian orang menjadi gengsi/lifestyle (gaya hidup).


Sebenarnya, akan lebih hematlagi bila dikembalikan kekondisi aslinya (kebutuhan), contohnya membawabekal makanan dari rumah (karenatidak ada biaya layanan memasak &pajak tentunya). Tapi bukan berarti tidak boleh jajan diluar, sesekalitidakmasalah jika tidak keluar dari budget/ anggaran yang sudahditetapkan, atausudah direncanakan sebelumnya dengan menyisihkananggaran untuk dibelajakandalam waktu tertentu.


Hal ini juga berlaku jika keluarga memasuki masa liburan pulang kampung(mudik).Dari manakah budget mudik? Sejatinya mudik bagian dari leisure(hiburan) yangseharusnya dapat mendongkrak kinerja, maka jika demikianporsi budget yangdikeluarkan dapat dari modal kerja yang ditabung selama 1 tahun (tujuan keuangantahunan).


Life Style Financial Check UP!

Dalamperencanaan keuangan khususbudgeting (penganggaran/ cashflow); naikatau tidaknya barang bukan menjadimasalah utama. Yang penting membangunkebiasaan positif untuk merubah polapengeluaran yang biasanyapendapatan-konsumsi= sisa (in...vestasi), menjadipendapatan-investasi=sisa (konsumsi).


Nah, yang harus ikutkondisi itu bukan naik turunnya penghasilan, tapi gaya hidupyangmenyesuaikan biaya hidup. Terkadang harus memangkaskenyamanan-kenyaman yangdiperoleh. Misalnya, biasa ngopi diluar budgetharian 20ribu, kini dikurangimenjadi 10 ribu karena menurut standarpendapatan rata-rata budgetnya segitu,dll.


Dengancarapertama tadi banyak yang TERIAK!!! Tidak bisa/ tidak mungkin atautepatnyatidak nyaman (stres....). Nah jika demikian, yang harusdilakukan cara yangkedua, naikan pendapatan. Lho kok bisa? Itulahfungsi pembagian konsumsi 30%,modal kerja 40%, dan sedekah 30%. Modalkerja harus menjadi cara yang palingoptimal menaikan pendapatan. Modalkerja harus benar-benar produktif, bukanmalah habis disektor yang pasif(tidak cepat menghasilkan return/ keuntungan).Jika ingin tetap nyaman,latih dan perbanyak ilmu cerdas finansial (ilmu dagang/ilmu mengolahmodal kerja).


biayakonsumsi (sehari-hari 30 % darirata-rata pendapatan rutin per bulan; jikatidak menentu tetapkanstandar minimumnya, misal untuk pendapatan 2,5 jutasebulan (pendapatanideal walaupun kenyataanya belum segitu, maka idealnyakonsumsi 750 ribuper bulan. jika belum cukup ada 2 kemungkinan; 1. tidak bisabelanja(konsumsi sesuai biaya hidup/ anggaran dengan gaya hidup) 2.salahmenetapkan anggaran (pendapatan ideal anda bukan 2,5 juta tapilebih, karenabiaya konsumsinya misalnya 1 juta atau setara pendapatanideal 3,5-4 jutaan)


konsumsi prioritas pertama,kemudian berikutnyajika mendapat penghasilan lagi untuk modal kerja dansedekah (2/3). contoh jikasudah menetapkan biaya konsumsi 1 juta(cukup; agar tidak terbebani dankeluarga bisa mensupport pekerjaan)padahal pendapatan baru 2,5 juta, maka 1,5juta kekurangan diatur untukmengoptimalkan modal kerja dansedekahnya....misalnya 1 juta modal kerja500 ribu sedekah sampai diidealkanmodal kerja 1,6 juta dan sedekah 1,2juta (dari pendapatan ideal 4 juta).


MengelolaPendapatan setelah belajar Perencanaan Keuangan polanya harus sudahdirubah, jika selama ini manabung/ investasi (modal kerja) adalah sisabiaya konsumsi dan lain-lain, namun sekarang 40% dari pendapatan harusdi sisihkan terlebih dahulu, baru sisanya di distribusikan untuk 2 poslainnya (konsumsi dan biaya masa depan).Modal kerja terdapat 2 kelompok;1.Aktif; yang memberikan konribusi langsung terhadap penambahanpendapatan (aset liquid) setiap bulan atau tahunnya (menjadi pemasukanjangka pendek), misal simpanan deposito (wadiah), reksdana, obligasi,ataupun saham dan wirausaha.2. Pasif; yang memberikan kontribusi tidak langsung terhadap penambahan/ kenaikan pendapatan, misalnyacicilan kendaraan yang dipake kerja, cicilan KPR yang akan menjadi asetkeluarga, dll.





Tidak ada komentar:

Artikel Populer